Pribadi Ideal

Oktober 9, 2007

PRIBADI MUSLIM IDEAL 

Aktivitas Islami pertama seorang muslim muslim adalah Ishlahun-nafsi, yakni memperbaiki diri, sehingga meningkatkan derajatnya menjadi muslim ideal.

 

Perbaikan diri harus dilakukan secara optimal hingga meraih 10 (sepuluh) cirri muslim ideal, yakni:

  1. Salimul-aqidah, bersih aqidahnya;
  2. Shohihul-ibadah, benar ibadahnya;
  3. Matinul-khuluq, terpuji akhlaqnya;
  4. Qowiyul-jismi, kuat fisiknya;
  5. Mutsaqofatul-fikri, mendidik fikirannya;
  6. Mujahidun linafsi, memerangi dan menundukkan nafsu;
  7. Haritsun ‘alaa waqtihi, menjaga waktu;
  8. Munadhomun fii su’unihi, cermat dan rapi dalam kerja;
  9. Nafi’un lighoirihi, bermanfaat bagi orang lain;
  10. Qodirun ‘alaa kasbi, mampu mandiri.

 

Mudahan Alloh SWT memberi kekuatan kepada kita untuk menggapainya, aamiin.

 

Disarikan dari: Buletin Da’wah Al-I’tibar, 24 shofar 1414/13 Agustus 1993.

Potensi

Oktober 9, 2007

POTENSI UMAT ISLAM 

  1. قوةالعقيدة
  2. قوةالاخلاق
  3. قوةالاخوة
  4. قوةالمال
  5. قوةالعلم
  6. قوةالجهاد

 

Disarikan dari: عناصرالقوةفىالإسلام oleh: الاستذسيدسابق

Rukun Iman

Oktober 9, 2007

RUKUN IMAN 

Rukun Iman (Arkanul-Iman) merupakan asas seluruh ajaran Islam. Rukun Iman terdiri atas enam pokok, yakni 1. Iman kepada Alloh SWT, 2. Iman kepada Malaikat-malaikat, 3. Iman kepada Kitab-Kitab Alloh SWT, 4. Iman kepada Rosul-Rosul Alloh SWT, 5. Iman kepada Hari Akhir, 6. Iman kepada Qodar baik dan Qodar buruk berasal dari Alloh SWT.

 

Keenam pokok iman itu, berurutan dari yang pertama sampai yang akhir dalam hubungan kausal atau hubungan sebab akibat. Iman kepada Alloh SWT yang diistilahkan tauhid merupakan prima causa (sebab yang pertama sekali) rukun iman. Apabila kita sudah selesai dengan iman pertama, akibat logiknya kita akan dapat menerima iman kedua, kemudian ketiga, empat, lima, dan enam.

 

Karena Arkanul-iman jadi asas seluruh ajaran Islam, dan iman kepada Alloh SWT merupakan prima causa rukun iman, maka dengan sendirinya iman kepada Alloh menjadi asas dari seluruh ajaran dan pekerjaan Islam.

 

Iman terdiri dari pengetahuan dan penghayatan. Pengetahuan ialah milik budi (rasio), penghayatan ialah milik hati. Dengan demikian iman merupakan pengakuan atau pembenaran budi dan hati. Aktivitas budi dan hati itu dalam hubungan berimbang diistilahkan dengan akal. Maka iman itu adalah pengakuan akal.

 

Kalau budi saja yang mengakuinya, maka baru berbentuk kepercayaaan, (–dia bersifat rasional). Sebaliknya, kalau hati saja yang mengakuinya, maka baru berbentuk kesan (perasaan atau penghayatan). Keduanya baru bersifat atau berbentuk potensi.

 

Potensi itu baru terwujud kalau kepercayaan dan kesan itu bersatu. Ketika itu akal bekerja dengan penuh, tidak berat sebelah, segi pemikiran saja atau segi penghayatan saja.

 Drs. Sidi Gazalba.

Halo dunia!

September 18, 2007

Welcome to WordPress.com. This is your first post. Edit or delete it and start blogging!